Halo teman teman pembaca sekalian. Kali ini aku bakal ngulas satu anime yang udah aku tonton beberapa hari yang lalu berjudul "Planetarian". Bagi yang belum tahu, Anime ONA ini diadaptasi dari KineticNovel (Visual Novel yang hanya punya satu rute dan satu ending) dengan nama yang sama. Planetarian sendiri ditulis oleh Key, yang kalian tahu, punya reputasi cukup besar untuk cerita tear jerking. Sejujurnya, aku tidak terlalu tertarik dengan cerita seperti itu. Tapi karena ada yang memaksakan aku untuk nonton ini, akhirnya aku tonton juga. Dan spoiler alert, teman teman. Anime ini bagus.
![]() |
Planetarian - Mimpi Bintang Kecil |
Manusia hampir punah karena sejenis serangan biologis tiga puluh tahun lalau. Di antara yang masih tersisa, ada sekumpulan manusia yang disebut "Tukang Sampah" yang mengambil makanan dan barang-barang dari sisa reruntuhan kota untuk tetap bertahan hidup. Salah seorang tukang sampah ini (nantinya disebut Kuzuya yang dalam bahasa Jepang berarti Tukang Sampah) sedang mencari makanan di sebuah kota bernama Kota "Sarcophagus". Kabur dikejar robot penjaga kota tersebut, Kazuya masuk ke dalam sebuah bangunan bekas fasilitas militer di mana dia bertemu dengan sebuah robot bernama Hoshino Yumemi yang "tertidur" selama tiga puluh tahun. Keduanya kemudian memiliki "petualangan" menuju masa lalu di mana bintang masih terlihat jelas sebelum perang terjadi. Mulailah kisah tentang mereka dan harapannya.
![]() |
Kota Sarcophagus |
[Story]
Jelas, kalau kita bicara tentang Key, kita tidak akan jauh berbicara tentang ceritanya yang menguras air mata. Planetarian-pun demikian, sebab ceritanya mengajak para penonton untuk mengeksplorasi dunia yang sudah di ambang kehancuran bersama dengan sebuah robot yang anehnya membawa kesan harapan di tengah-tengah dunia itu. Anggap saja seperti sebuah bunga yang tumbuh mekar di tengah padang gersang yang jelas tidak ada air. Kita tahu ini arahnya ke mana kan?
Tapi Planetarian justru tidak memberikan kesan itu di awal hingga pertengahan cerita berlanjut. Mungkin ini salah satu trademark Key, di mana bagian "punch"-nya berada di bagian akhir. Dari yang aku lihat, biasanya judul-judul Key punya perkembangan cerita yang demikian. Apakah ini buruk? Tidak juga. Malah ini mengikuti tatanan yang bagus.
Dan di antara semua judul Key yang ada, aku paling suka ini. Key memilih tema yang jarang sekali dipilih oleh mereka. Biasanya Key, apalagi Jun Maeda, memilih tema hubungan kekeluargaan, (Clannad, Air) atau kehidupan sehari-harinya. Juga, cerita Planetarian dirasa memiliki feel yang realistis. Orang yang hidup di dunia yang seperti itu pasti sudah kehilangan harapannya dan susah percaya dengan harapan yang lain. Tanpa terkecuali si Kuzuya.
Beberapa yang sudah memanikan VN-nya mungkin percaya bahwa Planetarian akan memukul keras hatimu dengan ceritanya. Tapi aku lebih percaya bahwa Planetarian punya cerita yang luar biasa dan akan menyentuh hatimu dengan indahnya.
[Character]
Hanya ada dua karakter di dalam anime ini: Hoshino Yumemi dan Kuzuya.
Kuzuya adalah seorang manusia yang tersisa di dalam dunia yang hancur itu. Karakter Kuzuya sendiri didesain sebagai karakter yang pesimis, cocok dengan apa yang akan manusia rasakan apabila situasi tersebut benar-benar terjadi.
Hoshino Yumemi merupakan sebuah robot yang didesain untuk menemani pengunjung sebuah planetarium di kota Sarcophagus. Seperti pekerjaannya, robot ini memiliki karakter yang periang dan penuh dengan harapan.
Mengeksplor karakter yang seharusnya tidak memiliki emosi seperti robot memang menjadi salah satu tantangan tersendiri. Sebagai sebuah robot pemandu, tentunya robot tersebut harus didesain supaya memahami manusia. Hoshino juga demikian. Namun yang hanya dia pahami adalah hal-hal emosional yang sudah jelas dampaknya, seperti kalau melihat sesuatu yang bagus maka seseorang bahagia, dst. Namun dari situ, Hoshino bisa mempengaruhi karakter Kuzuya. Di situlah Key berhasil melakukan hal ini.
Hoshino dan Kuzuya sendiri bagaikan dua sisi berbeda dari satu koin, di mana keduanya menggambarkan dua sisi yang berbeda dari seorang manusia. Hoshino akan bertanya-tanya bagaimana rasanya sedih, rasanya menangis, dan bahagia. Di sinilah karakter Kuzuya akan dikembangkan. Kuzuya, yang tidak memiliki emosi paling berharga dari manusia akan diajari bagaimana caranya memiliki harapan di tengah-tengah ketidakmungkinan oleh Hoshino. Pelan-pelan Kuzuya kembali menjadi manusia yang seharusnya.
[Graphic and Animation]
Anime ini dikerjakan oleh David Studio. David Studio menurutku merupakan salah satu studio yang paling dinamis dalam mengerjakan animenya. Namun, di Planetarian sendiri tidak terlalu terasa dinamisnya itu, khususnya di bagian atmosfir/filter dan pemilihan warna.
Atmosfir yang ditawarkan tentu menjadi poin plus sendiri. David Pro sukses membuat atmosfir yang gelap dan konsisten di setiap adegannya. Bahkan di beberapa adegan saat Hoshino sedang presentasi planetariumnya. Tentu, ada beberapa bagian yang atmosfirnya mengikuti arahan Hoshino, seperti bagian dongeng dan pemandangan yang ditunjukkan. Warna saat di adegan itu terlihat cerah dan penuh variasi. Tapi secara keseluruhan, atmosfir yang ada masih konsisten.
Animasi dan latar belakang-nya sendiri tidak terlalu spesial, biasa-biasa saja. Namun ada satu bagian yang menarik perhatianku. Yaitu bagaimana mata robotik Hoshino bergerak seperti zoom in dan zoom out. Detil mata Hoshino juga dikerjakan dengan rapih. Dari yang aku lihat, sepertinya animasinya digambar dengan tangan, bukan dengan CG. Jadi, kerja bagus, David Pro!
[Music and Sound]
Ini bagian favoritku tiap mengulas anime, yaitu musik. Musik merupakan salah satu bagian paling krusial yang jarang dibahas oleh beberapa pengulas. Karena tanpa musik, suasana yang ada jadi kurang berasa.
BGM yang ada di Planetarian sendiri memiliki banyak sekali varian. Mulai dari playful, intens, dan ambient yang mengikuti suasana. Beberapa bagiannya mengingatkanku pada musiknya Kenji Kawai yang khas dengan musik ambient-nya. Namun bedanya adalah BGM Planetarian sendiri jarang sekali menggunakan instrumen violin seperti Kawai.
Tidak ada opening di sini, hanya ada ending. Untuk Episode 1-4 menggunakan ending yang berjudul "Twinkle Starlight" oleh Sayaka Sasaki. Melodinya cukup catchy dan asik diikuti. Namun yang benar benar menarik perhatianku adalah ending untuk episode 5 yang berjudul "Hoshi Meguri no Uta" oleh MELL. Sebetulnya Hoshi Meguri no Uta untuk animenya sudah diaransemen ulang dengan sentuhan Jazz (yah, saya suka jazz sih). Dentuman piano yang lembut, petikan bass yang terasa, serta synth yang ambient ini mengingatkanku pada, sekali lagi, Kenji Kawai. Kalau kalian mendengarkan aransemen ulang lagu "Follow Me" yang diputar di credit roll Ghost in the Shell 2: Innocence, kalian akan menemukan kemiripan yang lumayan terasa. Namun bedanya adalah "Hoshi Meguri no Uta" memiliki kesan harapan dan juga kesedihan yang tergambarkan secara sempurna di animenya. Sudah berapa kali aku mendengarkan track ini, aku sendiri tidak tahu hahaha
[Pendapat Pribadi]
Jujur saja, aku tidak pernah menyangka Key akan membawa tema perang seperti ini. Key berhasil membawa pesan anti-perang dengan Planetarian. Hoshino sempat membahas masalah yang dihadapi oleh manusia, salah satunya adalah perang. Sungguh ironis bila membahas itu di tengah-tengah lingkungan yang hancur karena ulah manusia.
Manusia memang penuh dengan pesimisme dan kesalahan. Bukti kuat hal itu adalah perang yang terus terjadi belakangan ini. Namun Planetarian mengajarkan kita bahwa ada harapan dan sifat kemanusiaan yang ada di dalam diri kita masing-masing separah apapun kondisi kita hidup sekarang. Pesan yang indah ini berhasil diantar oleh anime yang hanya memiliki panjang sebanyak lima episode.
Sebab itulah, Planetarian adalah judul Key yang menjadi favoritku sepanjang masa.
Terimakasih sudah membaca ulasan Planetarian ini. Aku harap kalian menikmati perjalanannya~
Beri pendapatmu tentang ulasan ini dan animenya, barangkali kita bisa berdiskusi bersama~
Sampai jumpa!
nice review nya keren bro,saya gak bisa buat sebagus itu.rencana mau buat review planetarian juga.^_^
BalasHapuswah makasih komentarnyaa :3
Hapusmaaf baru bales, lagi banyak kesibukan lmao
ditunggu review-nya dari kamu yaaa :33